Kritik
normatif adalah mengkritisi sesuatu baik abstrak maupun konkrit sesuai dengan
norma,aturan,ketentuan yang ada.
Hakikat
kritik normatif adalah
• Adanya
keyakinan (conviction) bahwa di lingkungan dunia manapun, bangunan dan wilayah
perkotaan selalu dibangun melalui suatu model, pola, standard atau sandaran
sebagai sebuah prinsip.
• Dan
melalui ini kualitas dan kesuksesan sebuah lingkungan binaan dapat dinilai.
• Norma bisa
jadi berupa standar yang bersifat fisik, tetapi adakalanya juga bersifat
kualitatif dan tidak dapat dikuantifikasikan.
• Norma juga
berupa sesuatu yang tidak konkrit dan bersifat umum dan hampir tidak ada
kaitannya dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi
4 metode
sebagai kritik normatif seperti berikut :
a. Doktrin (
satu norma yang bersifat general, pernyataan prinsip yang tak terukur)
b. Sistem (
suatu norma penyusunan elemen-elemen yang saling berkaitan untuk satu tujuan)
c. Tipe (
suatu norma yang didasarkan pada model yang digenralisasi untuk satu kategori
bangunan spesifik)
d. Ukuran (
sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan bangunan dengan baik secara
kuantitatif)
METODE
KRITIK NORMATIF SISTEM
Universitas
Indonesia (UI) telah membangun perpustakaan terbesar di Asia yang menganut
konsep "green building’. Perpustakaan ini dinamakan "The Crystal Knowledge".
Menariknya, bangunan ini dirancang oleh Mahasiswa UI, sehingga benar-benar
terasa kebanggaan UI pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Semoga
universitas-universitas lain di Indonesia memiliki perpustakaan yang moderen
juga sekaligus mempromosikan keunikan dan kecanggihan arsitektur anak bangsa.
Fasilitas tersebut dibangun di atas area seluas 2,5 hektare, sehingga
akan menjadi salah satu perpustakaan terbesar, termodern, dan terindah di
dunia. Perpustakaan ini akan menjadi salah satu motor internasionalisasi
pendidikan tinggi di Indonesia. Penting artinya untuk memacu produktivitas dan
inovasi kampus sebagai salah satu motor kemajuan peradaban bangsa.
luas bangunan keseluruhan
sekitar 30.000 m2 dan merupakan pengembangan dari perpustakaan pusat yang
dibangun tahun 1986-87. Pembangunan gedung delapan lantai ini
ditargetkan selesai pada bulan Desember 2009. "Proyek ini didanai dari
sumber pemerintah dan industri,terutama Bank BNI, dengan anggaran senilai Rp100
miliar," papar Devi dalam siaran pers, Senin (1/6/2009).
Gedung perpustakaan ini didisain dengan konsep sustanaible building.
Sebagian kebutuhan energi menggunakan sumber terbarukan (solar energy). Di
dalam gedung tidak diperkenankan menggunakan plastik. "Area baru ini bebas
asap rokok, hijau, serta hemat listrik, kertas dan air.
Perpustakaan Pusat UI
tersebut akan dapat menampung sekitar 10.000 pengunjung dalam waktu bersamaan
atau diperkirakan akan menampung pengunjung sekitar 20.000 orang per hari.
"Perpustakaan ini akan menampung sejumlah 3-5 juta judul buku, dilengkapi
ruang baca, silent-room bagi dosen dan mahasiswa yang sedang menulis laporan
penelitian atau karya ilmiah lainnya
perpustakaan akan dilengkapi sistem ICT mutakhir yang menungkinkan
pengunjung menikmati secara leluasa sumber informasi elektronik seperti e-book,
e-journal, dan lainnya.
Sementara itu, sistem peminjaman akan berbasis sepenuhnya ICT. Akses luas akan dibuka di perpustakaan ini dengan pusat pembelajaran dan perpustakaan lain di dunia.
Sementara itu, sistem peminjaman akan berbasis sepenuhnya ICT. Akses luas akan dibuka di perpustakaan ini dengan pusat pembelajaran dan perpustakaan lain di dunia.
Sedangkan, keindahan perpustakaan lahir dari perpaduan gaya arsitektur yang unik seperti prasasti, dinding perpustakaan terbuat dari batu dan kaca yang berisi tulisan atau huruf dari seluruh dunia.
Pepohonan besar berusia 30 tahunan, dengan diameter lebih 100 cm, yang tidak ditebang saat pembangunan, melengkapi bagian depan dan samping lanskap gedung tersebut. Keindahan menjadi lengkap karena gedung mengeksplorasi secara maksimal keindahan tepi danau yang asri, sejuk, dan, teduh.
Secara lebih spesifik, fasilitas ini dimaksudkan pula bagi upaya meningkatkan mutu UI dan perguruan tinggi lain di Indonesia seperti tercermin di ranking yang dikeluarkan oleh berbagai lembaga internasional. Sebagai contoh UI mencanangkan masuk 200 besar dunia atau 30 besar Asia. Posisi UI saat ini di tingkat dunia adalah 287 dan di Asia 50 menurut versi THES QS. (ram)
Fasade Bangunan
yang di desain menyerupai bukit yang menjulang tinggi, namun tidak meninggalkan
sistem penyaluran turunnya air hujun ke dalam tanah. Rumput yang di tanamin di
bagian atap bangunan perpustakaan memberikan kesan alami, natural dan menyatu
dengan alam. Begitu pula dengan sistem kelistrikan pada bangunan yang ramah
lingkungan, memberikan kesan konsep “green building” sangatlah kuat pada bagian
fasade bangunan dan sistem kelistirikan maupun penyaluran air hujan.
Bangunan yang berada di bagian
pinggir danau memberikan kesan atmosfir pada mahasiswa beserta dosen agar
merasakan lingkungan yang ramah dan juga alami.
Bentukan Fasade bangunan memberikan
kesan modern sangatlah kuat, dengan adanya bentukan bentukan simetris pada
fasade bangunan, begitu pula dengan material yang di gunakan pada bangunan.
Pada
malam hari lampu dan segala macam yang
berhubungan dengan kelistrikan, benar-benar menggunakan Energi Ramah lingkungan
yaitu menggunakan Panel surya pada bagian fasade bangunan agar menyerap energi
sinar matahari secara maksimal.
Sumber :http://jalanbarengmasnunu.blogspot.com/2010/01/perpustakaan-ui-yang-katanya-terbesar.html